Potret Aktivitas Pagi, Nelayan Mandar Di Taman Kota Majene |
![]() |
Written by Fahmira Ahmad |
Thursday, 03 April 2014 16:43 | Hits : 2529 views
|
"eehh nak pimbue' mo'oo passambayang subuh melo' mi allo" dalam bahasa mandar (nak, bangun sholat subuh hari sudah mulai terang), nada mama mulai terdengar samar, suara yang tak lama terdengar semenjak ku mulai kerja disini (Mamuju), nada yang begitu kurindukan, jauh dari orang tua. ''iya mama, jawabku'' , Lalu ku bergegas mengambil air wudhu untuk melakukan kewajiban sebagai seorang muslim. Pagi ini aku tak punya rencana, dan di benakku hari ini harus balik ke Mamuju lagi, melanjutkan aktivitas seperti biasa, bertemu dengan meja mungil coklat dengan monitor, keyboard, telpon, etc. yang setiap hari menemani hari-hari ku. Aku lihat adikku terbangun dari tidurnya,, dan aku pun bergegas membuka lemari, kuraih celana trening dan jaket warna putih, tak lupa kamera yang aku pinjam dari BOS ku, kamera yang setia ku bawa Canon powershot A610, langkahku begitu cepat menuju pintu rumah dan berjalan ke pinggir pantai yang tak jauh dari rumah. ''Nak, mau kemana?'' lagi2 nada itu, dari mama tersayang, ''mau kesana ma, lihat-lihat suasana, heehhehe'' jawabku tersenyum, tiba dipinggir pantai tadi suara ombak yang begitu indah membawa ketenangan, suasana yang masih sepi, ku lihat pemandangan ke arah pelabuhan, dari tempat berdiri ku lihat keramaian disana, penasaran dengan keadaan disana, ku berlari menuju rumah, 'pa,, kunci motor mana'' ku tanya pada papa,, 'itu, mau kemana,, ?'' pertanyaan yang sama kudapat pagi itu, mau jalan2 liat2 suasana kota'' hehehe,,, jawabku penuh semangat,, tanpa aba2 motor kustarter menuju ke pelabuhan,tapi ada sesuatu yang lebih menarik lagi, para ibu-ibu dan anak berdiri di taman kota,,''huaaa ini menarik momentnya, hunting HI (human interest). Di benakku hanya ingin memotret suasana pagi ini’’ sambil mencari tempat untuk memarkir motor hitam ini, tapi sebelum memarkir, aku bertanya pada diri ku sendiri, apa parkir disini bayar atau tidak soalnya aku tak membawa uang sepersen pun, selain kamera dan blackberry yang mirip dengan prajurit perang yang sudah penuh selotip dan lecet sana sini. Tanpa berpikir panjang lagi ku parkir motor ku, berdiri dan melihat suasana, tak lupa aku mengirim SMS ke teman2ku ‘’dimanaooo semua,, yott hunting di Tako (Taman Kota) tepatnya jalan Gatot subroto dekat Asrama tentara 721 Majene’’ namun, tak satupun yang membalas ah, mereka mungkin masih tidur. Kamera mana kamera, aku bergumam sendiri, bingung ternyata ada di kantongku saking semangatnya pengen motret jadi lupa, kamera pun menyala, mulai setting kamera ke mode M(manual) dengan mengatur ISO paling tinggi dikamera itu ISO 400 white balance nya AWB ( Auto ) etc, dan mulai bertempur, mata harus jeli melihat moment, ku mulai sibuk dengan gaya ku sendiri dari jongkok berdiri tapi tak jungkir,, sibuk menekan tombol shutter, mencari angle yang tepat, motret dan motret helm masih dikepala, bagaikan dimedan perang. Kulihat para ibu-ibu itu menunggu suaminya datang melaut dan tak lupa para anak anak mereka yang sedang menunggu seorang bapak, (kebetulan hari itu libur tanggal 31 Maret) jadi mereka (anak2) bisa ikut menunggu dan membantu, pagi itu sekitar jam 06.30, tak lama kapal satu persatu2 mulai berdatangan, wajah para ibu2 dan anaknya itu tersenyum dan bersyukur (terlihat jelas dari raut wajah mereka ) bahwa suaminya tiba dengan selamat, (dengan pengalaman yang sama itu sudah terjadi dikeluarga ku karena bapak juga seorang nelayan, jadi tidak heran kenapa aku sangat suka laut) Tambah senang lagi, hasil tangkapan lumayan banyak dan besar, aku lihat ikan tuna kecil/Tongkol Belang/Tongkol Loreng (Skipjack Tuna) yang beratnya 1-5 kg, yang mempunyai banyak kandungan gizi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti kaya omega 3, sumber mineral dan vitamin, anak2 itu juga tak lupa dengan peran mereka membantu mengangkat hasil tangkapan bapaknya dan dibawa ke ibunya, ibu-ibu itupun, mulai menjual hasil tangkapan suaminya ( tanpa ke pelelangan ikan ) ‘’ jadi ingat bacaan dari salah satu buku karya Muhammad Ridwan Alimuddin ‘’ Mengapa Kita (belum) cinta laut ?’’ ![]() ![]() Seorang anak yang memanggul seekor ikan hiu berukuran kecil (Foto : Fahmira Ahmad) ![]() Anak yang membawa keranjang penuh ikan segar (Foto : Fahmira Ahmad) ![]() Anak yang membantu mengangkat dua ekor ikan tuna segar di pelabuhan Majene (Foto : Fahmira Ahmad) ![]() Seorang ibu yang menjual ikan di depan taman kota Majene (Foto : Fahmira Ahmad) ![]() Ikan tuna segar yang langsung dijual di depan taman kota Majene (Foto : Fahmira Ahmad) Para pembeli pun mulai berdatangan dan pengecer (yang menjual kembali di pasar) tawar menawar pun terjadi, tidak sempat bertanya kisaran harga ikan-ikan ke para ibu tadi karena takut menggangu, hp ku juga berbunyi dan kulihat panggilan masuk my mom, tanda harus balik kerumah untuk bantu mama menyiapkan jualannya, setiap pagi mama memang menjual nasi kuning, alangkah senangnya dapat moment di pagi itu, karena aku sudah lama tak memotret lagi. Dari sini aku mendapat pelajaran berharga lagi, para nelayan sebenarnya berjuang hidup dengan keras demi menafkahi keluarganya, ini sepenggal cerita dari apa yang ku lihat, kualami, dan kurasakan. Penulis :
Kontak Saya
facebook : https://www.facebook.com/czladyroot
|
Login

Latest Posts
- Panitia Milad 3 KDM Berkunjung Ke Sport Centre, Lokasi Pelaksanaan Milad
- Jelang Milad 3 KDM, As'ad Sattari : Konten Pendidikan Dalam Budaya Dan Wisata Harus Lebih Dimunculkan
- Panitia Milad 3 KDM Menjejak Sejarah Awal KDM Di Buttu Ondongang
- Menghidupkan Tour Wisata Di Jalur Pantai Campalagian Hingga Balanipa
- Catatan Kecil Pengembangan Wisata Sulawesi Barat
- Semalam Di Air Terjun Kalando, Mamuju Tengah
- Melirik Hutan Pinus Sejuk Di Polewali Mandar
- Mengurai Estetika Kehidupan Dalam Pementasan
- Tari Paqbijaga Sattung untuk Festival Budaya XI
- Serunya Upacara Adat Cakkuriri Kerajaan Sendana Di Desa Puttada

Most Popular Posts
- Review Buku Analekta Beruq Beruq (Perempuan Mandar Menjawab)
- Lirik Lagu Mandar Tengga-Tenggang Lopi
- Membincang Soal Ilmu Pelet Dan Doti Mandar
- Membangun Mimpi Pengembangan Pariwisata Di Sulawesi Barat
- Potret Aktivitas Pagi, Nelayan Mandar Di Taman Kota Majene
- Daftar Peserta Perahu Sandeq Race 2013, Temukan Sandeq Favorit Anda
- Resep Bau Peapi Mandar, Warisan Leluhur Yang Lestari
- Dakka, Suku Yang Nyaris Terlupakan Dalam Wilayah Mandar
- Cari Tahu Resep Tetuq, Kue Perahu Di Mandar
- Alu Dalam Potret Sejarah Mandar Dan Pesan Kepemimpinan